BANYU PINARUH AGUNG KECAMATAN TEMBUKU, DILAKSANAKAN DI ALAS METAPA

08 Desember 2019
Administrator
Dibaca 834 Kali
BANYU PINARUH AGUNG KECAMATAN TEMBUKU, DILAKSANAKAN DI ALAS METAPA

SID Jurnalisnya Desa

Peninjoan, Minggu (08/12) Banyu pinaruh Agung Kecamatan Tembuku dilangsungkan di pengelukatan Alas Metapa Desa Peninjoan.  Kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan surat dari Paruman Pinandita Sanggraha Nusantara Kecamatan Tembuku tanggal 04 Desember 2019 Nomor 01/PSN/Kec. Tembuku/XII/2019 yang diketahui PHDI Kabupaten Bangli dan hasil pertemuan PHDI Kec.  dengan Majelis Alit Kec. Tembuku tentang pelaksanaan Banyu pinaruh Agung Kecamatan Tembuku. Pelaksanaan Banyu pinaruh Agung ini dimulai pada pukul 07.30 Wita yang bertempat di Objek Wisata Spiritual Alas Metapa Desa Peninjoan. Peserta yang hadir dan mengikuti kegiatan Banyu pinaruh agung ini datang dari berbagai kalangan masyarakat yang terdiri dari masyarakat umum, pelajar sekolah dari tingkat SMP sampai dengan SMA/SMK yang berada di kecamatan tembuku. Selain itu juga kegiatan ini juga dihadiri oleh seluruh Pinandita yang ada dikecamatan tembuku, Perbekel se-Kecamatan Tembuku,Kepala UPTD Kecamatan Tembuku, Kepala Puskesmas Kecamatan Tembuku, serta para undangan dari pihak adat yang turut hadir dalam kegiatan Banyu pinaruh agung ini.

Kegiatan yang di puput olih Ida Pandita Empu Dwija Sandi Parama Putra dari Griya Manik Lebah Karang Suung Kaja ini, dimulai dengan melaksanakan pemuputan bhakti piuning pengelukatan dan sekaligus muput bhakti dari masyarakat yang ikut kegiatan melukat ini, serta dilanjutkan dengan mepekideh dan terakhir melaksanakan pengelukatan untuk masyarakat yang ikut dalam kegiatan tersebut. Setelah selesai melaksanakan pengelukatan para undangan dan masyarakat memasang karawista di kepalanya masing-masing dan juga mendapatkan paica nasi kuning sebagai simbol labahan.

Dalam pelaksanaannya Banyu pinaruh dirayakan setelah Rahina Saraswati. Banyu pinaruh berasal dari kata banyu yang artinya air (kehidupan), dan pinaruh yang berasal dari kata weruh atau pinih weruh.  Weruh sendiri bermakna pengetahuan, sehingga dapat dikatakan Banyu pinaruh  adalah hari dimana kita memohon sumber air pengetahuan. Banyu pinaruh merupakan titik awal periode wuku di Bali, sehingga akan sangat baik jika sebelum kita mengawali suatu periode yang baru dan sebelum kita mengisi diri dengan pengetahuan, alangkah baiknya baiknya kita membersihkan tubuh ini dengan air suci (pengelukatan). Disebutkan dalam Kitab Menawa Dharmasastra Buku V. 109 " Adbhirgatrani cuddhyanti manah satyena cuddhyati, widyatapobhyam bhutatma, buddhir jnanena cuddhyati". Yang artinya tubuh dibersihkan dengan air, pikiran disucikan dengan kebenaran, jiwa disucikan dengan pelajaran suci dan tapa brata, kecerdasan dengan pengetahuan yang benar.

Berdasarkan Sloka tersebut memang sepatutnya kita sebagai manusia harus selalu berbuat kebajikan dengan cara menyucikan badan kasar ini, pikiran dan jiwa itu sendiri. Demikian sekilas makna dari perayaan Banyu pinaruh, jika dibahas secara panjang lebar masih banyak lagi makna serta nilai-nilai spritual yang dapat dipetik dari kegiatan Banyu pinaruh tersebut. Dengan dilaksanakan kegiatan Banyu pinaruh  agung ini diharapkan umat Hindu dapat menyunyikan dirinya dengan penuh kesungguhan hati dan rasa bakti yang tulus ikhlas sehingga umat mendapatkan fibrasi yang positif dari kegiatan Banyu pinaruh agung ini, dengan demikian sradha bhakti umat kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa semakin meningkat. Harapan kedepannya kegiatan seperti ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan, baik pemerintah Desa maupun Kecamatan untuk mampu mendukung kegiatan-kegiatan semacam ini.

Jurnalis Desa Peninjoan : I Wayan Kastana