DHARMA KAHURIPAN

22 Juni 2020
Administrator
Dibaca 2.128 Kali
DHARMA KAHURIPAN

OLEH

Pinandita, Drs. I Ketut Pasek Swastika

Salah satu lontar tentang kehidupan manusia mulai sejak dalam kandungan, lahir hingga kematian, yang berisikan juga tentang tutur yang pada pokoknya menguraikan tentang upacara manusa yadnya adalah Lontar Dharma Kahuripan. Dalam memahami isi lontar dimaksud, sangat diperlukan kepercayaan terhadap hal-hal yang menyangkut tentang  kehidupan dan prilaku manusia termasuk pola kehidupannya untuk meniti jalan menuju kebahagiaan di dunia dan setelah mati. Lontar ini mengandung ajaran yang dapat menuntun manusia dalam menempuh hidupnya di dunia. Nilai yang terkandung dalam lontar ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat agar terjadi integrasi sosial di samping juga sebagai pengejewantahan akan bhakti kehadpan Tuhan, Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Bhatara Kawitan.

Berbhakti kehadpan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dan Ida Bhatara Kawitan adalah kewajiban perbuatan dharama yang harus dilakukan setiap umat manusia. Umat tergolong bhakti adalah umat yang dengan sukarela melakukan segala bentuk ajaran susastra agama Hindu yang telah digariskan oleh para pendahulu atau leluhur. Dalam ajarannya salah satunya adalah dengan melahirkan anak yang suputra . Suatu pendapat mengatakan bahwa menciptakan anak yang suputra  adalah dambaan setiap orang dan bangsa. Suatu pendapat dari orang bijak mengataka bahw, bersedekah sebuah bendungan lebih berharga daripada memberikan 100 sumur, namun memberikan seorang anak yang suputra lebih tinggi nilainya ketimbang memberikan 100 bendungan.

Dalam kelahiran anak yang suputra, terpengaruh oleh beberapa faktor, antara lain adalah berupa pemilihan calon pasangan hidup, pemilihan pernikahan, tata laksana hubungan suami istri, proses pertumbuhan, perkembangan dan pembentukan pribadi dan kepribadian anak termasuk juga dalam hal pola pengasuhannya.

Disebutkan bahwa, berbahagialah terlahir sebagai manusia. Karenan hanya terlahir sebagai manusia kita senantiasa dapat melakukan perbuatan baik dan perbuatan sebaliknya. Namaun demikian hendaknya kita lebur ke dalam perbuatan baik. Karena dengan perbuatan baik itulah kita senantiasa akan mendapatkan suatau ketenangan hidup dalam kehidupan ini.  Dengan keberadaan apa adanya, syukurilah semua itu, sekalipun hidupmu tidak Makmur. Terlahir sebagai manusia, hendaklah menjadikan kita berbesar hati. Sebab amat sangat sukar untuk dapat dilahirkan menjadi manusia, meskipun kelahiran hina sekalipun. Menjelma manjadi manusia itu adalah sangat utama. Sebab dengan demikian dapat menolong diri sendiri dari keadaan sengsara dengan jalan berbuat baik, dan selanjutnya dapat membentuk rumah tangga dengan sejahtera atas dasar jalinan pengabdian dalam kebersamaan.

Buku ini tersusun bukanlah hasil karangan kami semata, akan tetapi merupakan suatu rangkuman ulang dari berbagai sumber yang telah ada, yang kami susun secara sistematis sesuai dengan kepentingan penulisan. Untuk hal itu, sangat kami mohonkan maaf yang sebesar-besarnya bagi beliau yang telah berkenaan terlebih dahulu melakukan penulisan. Dengan maksud untuk lebih menekankan pengertian akan maksud dan tujuan dalam pemahaman akan  terlahirnya anak suputra dalam tatanan rumah yang damai dan sejahtera yang merupakan dambaan setiap umat manusia, khususnya Hindu. Maka dari itulah tulisan ini tersusun sebagaimana adanya dan kami harap bilamana ada hal-hal yang porno dan atau dianggap porno, bukan demikianlah maksud penulis. Untuk lebih jelas bisa kunjungan ke perpustakaan umum desa peninjoan dan meminjam bukunya.