HARI KE-2 BULAN BAHASA BALI, LOMBA PIDARTA DAN MASATWA BALI

24 Februari 2020
Administrator
Dibaca 2.227 Kali
HARI KE-2 BULAN BAHASA BALI, LOMBA PIDARTA DAN MASATWA BALI

SID Jurnalisnya Desa

Setelah kemarin 23 Pebruari 2020 lomba bulan Bahasa bali di buka secara resmi oleh bapak camat tembuku, hari ini 24 Pebruari 2020 dilanjutkan dengan lomba mapidarta dan lomba mesatwa bali. Lomba pidarta yang diikuti oleh sepuluh desa adat yang ada di wilayah desa peninjoan ini diwakili oleh seorang prajuru adat di masing-masing desa adat. Sedangkan untuk lomba mastwa bali yang diikuti oleh lima belas banjar dinas yang ada di wilayah desa peninjoan, yang diwakili oleh salah satu perwakilan dari PKK benjar dinas. Kegiatan yang dimulai pada pukul 09.30 wita ini yang bertempat di balai banjar desa adat karang suung kaja, yang dihadiri Perbekel peninjoan I Putu Joantara, Babinkamtibmas I Dewa Ketut Tagel, dewan juri yang merupakan dosen IHDN Denpasar dan seluruh peserta lomba yang hadir dengan penuh antuasias dalam mengikuti lomba ini.

Lomba yang dimeriahkan oleh Sekaa Gong Manikaji Santi yang juga berpartisipasi dalam memeriahkan kegiatan bulan Bahasa bali ini. Acara yang dimulai dengan prakata modelator lomba yang sekaligus memandu jalannya lomba. Lomba serangkaian bulan Bahasa bali hari ke 2 ini dimulai dengan menampilkan peserta lomba pidarta dan dilanjutkan dengan lomba mesatwa bali dari perwakilan PKK. Sebelum lomba dimulai terlebih penyampaian tata terbit lomba dan kreteria masing-masing lomba. Lomba dilanjutkan dengan peserta no undi 1 yang mepidarta yang berjudul Ngerajegang Budaya Bali. Peserta no undi 2 dengan judul pidartanya busana adat Bali yang merupakan menurut dirinya masih banyak krama bali yang masih salah dalam etikanya masih kurang tepat dalam penggunaanya. Peserta no undi 3 yang menyampaikan pidartanya dengan judul pelestarian Bahasa bali. Dilanjutkan dengan no undi 6 dengan judul pidartanya ngajegang budaya bali. Lomba pidarta dilanjutkan dengan no undi 7 dengan judul ngerajegang budaya bali. Selanjutnya dilanjutkan dengan no undi 8 dengan judul pidarta ngajegang budaya bali, dirinya menyampaikan  bahwa sudahkah budaya bali ini benar-benar ajag tur trepti. Yang paling sangat ditekankan dalam pidarta nya bahwa orang bali seperti katak di bawah bunga tunjung yang merasakan wanginya bunga adalah orang lain sedangkan orang yang ada di bawah bunga tersebut tidak pernah merasakan wanginya bunga tersebut. Lomba dilanjutkan dengan  peserta no undi 9 yang membawakan pidarta yang berjudul ngajegang budaya bali. Dirinya menyampaikan bahwa bali memiliki sangat banyak tradisi adat yang unik dan menarik. Selain itu dirinya juga mempertanyakan mengenai penggunaan Bulan Bahasa Bali yang dipergunakan dalam tema-tema kegiatan bulan Bahasa bali. Lomba pidarta Bahasa bali yang dilanjutkan no undi 10 dengan judul sad kertih. Dimana peserta no undi 10 yang merupakan peserta yang paling terakhir dari 10 desa adat yang mengikuti lomba pidarta Bahasa bali ini. Dalam kegiatan ini terdapat 3 desa adat yang tidak mengirim perwakilannya.

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan lomba mesatwa bali dari PKK yang diwakili oleh masing-masing PKK banjar dinas yang ada diwilayah Desa Peninjoan. Lomba dimulai dengan peserta no undi 1 yang membawakan satwa men sugih lan men tiwas. Lomba dilanjutkan dengan no undi 3 yang membawakan satwa men tiwas lan men sugih. Begitu seterusnya sampai nomor undi 15.

Dalam lomba mapidarta yang mendapatkan juara yakni ; juara satu diperoleh oleh I Komang Sida dari Desa Adat Peninjoan, juara dua diperoleh oleh I Wayan Adnyana dari Desa Adat Tampuagan, dan juara tiga diperoleh Sang Made Subrata dari Desa Adat Karang Suung Kelod. Sedangkan lomba masatwa yang mendapatkan juara yakni ; Juara satu diperoleh oleh Luh Sukanada dari perwakilan PKK Banjar Dinas Karang Suung Kelod, juara dua di peroleh oleh Jro Wayan Wica dari perwakilan PKK Banjar Dinas Tampuagan, dan juara tiga diperoleh oleh perwakilan PKK dari Banjar Dinas Penarukan. Demikian kegiatan lomba mapidarta dan mesatwa bali yang dilaksanakan sampai pukul 14.00 Wita.

Jurnalis Desa Peninjoan : I Wayan Kastana