Pancoran Solas Alas Tapa, Tempat Tapa Yoga dan Memohon Kesejahteraan di Desa Peninjoan

21 Agustus 2019
Administrator
Dibaca 1.684 Kali
Pancoran Solas Alas Tapa, Tempat Tapa Yoga dan Memohon Kesejahteraan di Desa Peninjoan

Desa Peninjoan yang terletak di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli yang memiliki tempat wisata spiritual yang bernama Embung Alas Tapa dan Pancoran Solas untuk penyucian diri masyarakat. Alas Tapa memiliki sejarah yang cukup unik,  dimana arti dari Alas Tapa yakni “Alas” yang berarti hutan yang rimbun dan “Tapa” yang berarti meditasi atau beryoga yang bermakna pendekatan diri pada Tuhan untuk memperoleh kesejahteraan. Menurut penyampaian penglingsir atau tetua Dalem Tarukan yang Pura-nya berlokasi di Pulesari, Alas Tapa masuk dalam Babad Dalem Tarukan. Konon, menurut warga Dalem Tarukan, Bhatara yang bersemayam di Dalem Tarukan beryoga di Alas Tapa memohon kedamaian dan kesuburan karena pada saat itu sedang terjadi peperangan. Alas Tapa juga merupakan salah satu tempat khusus bagi tokoh spiritual masa lampau yang melakukan tapa yoga untuk mencapai tingkatan Moksa atau kebahagiaan lahir bathin.

Pancoran Solas Alas Tapa dibangun dengan sebelas pancoran yang memberi tuah kesejahteraan dan penolakan bala. Pancoran Solas Alas Tapa ini letaknya berada persis dibawah tebing Alas Tapa, di lembah Subak Tabunan. Sebelas pancoran itu bersumber dari mata air berbeda yang mengelilingi kawasan Alas Tapa, yang kemudian dibuatkan saluran agar beberapa air dapat disatukan dan dipecah menjadi sebelas pancoran. Masing-masing pancoran tersebut dinamai berbeda-beda, dari barat terdapat Tirta Alas Tapa, Tirta Bulan, Tirta Surya, Tirta Julit, Tirta Dedari, Tirta Banyumas, Tirta Barong, Tirta Sudamala, Tirta Tunggang, Tirta Blutbut, Tirta Mampeh.

Masyarakat yang ingin melakukan penglukatan (penyucian diri), bebas memilih hari-hari tertentu untuk datang, namun lebih disarankan untuk datang pada hari suci seperti purnama, tilem, banyu pinaruh dan rerahinan lain. Tirta ini juga dipakai untuk kepentingan Wali-wali di Pura-pura yang ada di wilayah Desa Peninjoan. Bagi masyarakat yang cuntaka (berhalangan) tidak diperkenankan untuk melukat. Warga yang hendak turun ke kolam tempat melukat, tidak diperkenankan mengenakan kaos. Bagi pria diwajibkan mengenakan kain tanpa atasan, sedangkan bagi wanita, wajib mengenakan kain hingga dada. Proses penglukatan dimulai dari pancoran pertama dari barat, kemudian perlahan membasuh diri di masing-masing pancoran hingga di pancoran paling timur. Setelah rangkaian penglukatan selesai, pamedek bisa mengganti pakaian untuk melanjutkan sembahyang di Pura Subak Tabunan yang ada di sebelah timur pancoran.

Pancoran Solas Alas Tapa oleh masyarakat Desa Peninjoan diyakini sebagai tempat yang keramat dan disucikan dari zaman dahulu. Sejak tempat ini ditata, banyak warga berdatangan untuk melukat. Tidak hanya warga sekitar yang melukat ke Alas Tapa namun ada juga yang berasal dari luar desa datang untuk menyucikan diri.  Banyak yang merasa lebih lega setelah melukat di tempat tersebut dan mengaku bisnisnya kian lancar setelah melakukan penglukatan di Pancoran Solas Alas Tapa.

(oleh: KKN PPM XIX UNUD 2019)